Selama berabad-abad, Festival Bonalu dikenal sebagai tradisi rakyat yang lahir dari janji untuk mengusir wabah penyakit di abad ke-19 — sebuah cerita yang telah menjadi narasi populer di kota-kota Telangana seperti Hyderabad dan Secunderabad. Namun penemuan epigrafi terbaru mengubah keseluruhan narasi itu secara dramatis. Sebuah inskripsi dari tahun 1516 Masehi kini menjadi bukti paling awal sejarah Bonalu, memindahkan asalnya lebih dari 300 tahun lebih jauh ke belakang daripada yang diyakini selama ini. The New Indian Express

Temuan ini bukan sekadar soal kronologi waktu. Ia mengungkap lapisan budaya, politik, dan ekonomi yang berkaitan erat dengan festival yang selama ini dianggap baru dan reaktif terhadap wabah. Kini, Bonalu dipahami sebagai tradisi yang telah hidup dan berkembang sejak masa pemerintahan Sri Krishnadevaraya dari Kesultanan Vijayanagara, menghadirkan perspektif baru tentang bagaimana budaya lokal, ritual keagamaan, dan sistem pemerintahan saling terkait bahkan dalam sejarah abad pertengahan India. The New Indian Express


Memahami Bonalu: Lebih dari Sekadar Festival Rakyat

Festival Bonalu merupakan perayaan tahunan yang khusus dirayakan di negara bagian Telangana, terutama di Hyderabad, Secunderabad, dan wilayah sekitarnya. Festival ini secara tradisional dilakukan sebagai bentuk ungkapan syukur dan pemujaan kepada Dewi Mahakali, dengan persembahan makanan khas yang disebut bonam. Ritual ini biasanya berlangsung selama bulan Ashadam (sekitar Juli–Agustus) dengan serangkaian prosesi, musik, tari, dan persembahan makanan yang dipersembahkan oleh para pemuja. Wikipedia

Nama “Bonalu” sendiri berasal dari kata Bonam yang berarti “makanan” atau “hidangan besar”, simbol dari rasa syukur dan persembahan kepada Dewi Mahakali atas perlindungan dari malapetaka. Tradisi ini telah menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Telangana selama berabad-abad. Wikipedia

Selama ini, sejarah populer mengaitkan kelahiran Bonalu dengan sebuah peristiwa kerasnya wabah di awal abad ke-19, ketika tentara Hyderabad yang berada di Ujjain berjanji untuk mengadopsi ritual ini jika mereka terselamatkan dari wabah. Namun, narasi itu kini harus direvisi karena bukti epigrafi yang jauh lebih tua. The New Indian Express


Inskripsi Abad ke-16: Bukti Tertulis yang Mengubah Narasi

Penemuan yang membawa angin segar (atau mungkin lebih tepat disebutan angin sejarah) ini berasal dari sebuah inskripsi berbahasa Telugu yang ditemukan di wilayah Gobbur, dekat perbatasan antara Telangana dan Karnataka. Inskripsi ini kini dipelihara di State Archaeology Museum, Hyderabad, dan bertanggal 4 Mei 1516 Masehi. The New Indian Express

Inskripsi tersebut bukan hanya menyebut keberadaan Bonalu, tetapi juga mencatat bahwa festival dan ritual terkait seperti Rangam, Kunamuggu, dan Gaddapattana sudah berada dalam praktik yang mapan pada masa pemerintahan Sri Krishnadevaraya, salah satu penguasa paling kuat dalam sejarah Kesultanan Vijayanagara. Dokumentasi itu termasuk catatan tentang pembebasan pajak dan hibah tanah untuk mendukung perayaan ritual tersebut, menunjukkan bahwa festival ini bukan fenomena baru atau sekadar reaksi terhadap wabah, tetapi bagian dari tradisi budaya yang dipandang penting oleh pemerintah ketika itu. The New Indian Express

Inskripsi tersebut juga mencatat bahwa tanah di bawah Pedacheruvu dan Bollasamudram tanks (kolam/irigasi) diberikan sebagai sarvamanyam (hibah umum) untuk mendukung pelaksanaan Bonalu di wilayah Kondapalli. Ini menjadi bukti kuat bahwa Bonalu bukan sekadar ritual keluarga atau komunitas kecil, tetapi telah lama menjadi bagian dari kehidupan sosial dan administratif masyarakat setempat. The New Indian Express


Dari Kegiatan Ritus ke Ritual Terorganisir: Asal Usul Bonalu dalam Konteks Sejarah

Ketika mengkaji evolusi tradisi seperti Bonalu, sangat penting untuk memahami bahwa ritual dan festival sering kali berkembang sebagai jawaban terhadap kebutuhan emosional, spiritual, dan sosial komunitas. Dalam kasus Bonalu, awalnya dipahami sebagai bentuk syukur atas keselamatan dari wabah, namun penemuan ini menunjukkan festival jauh lebih tua dan sebenarnya merupakan bagian dari kalender ritual yang sudah mapan sejak abad ke-16. The New Indian Express

Menariknya, faktanya bahwa inskripsi mencatat penerimaan budaya dan dukungan administrasi terhadap Bonalu pada masa kerajaan menunjukkan bahwa festival ini dipandang sebagai upaya penting untuk menjaga keseimbangan sosial, merayakan kelimpahan, dan memperkuat identitas komunitas berdasar tradisi lokal yang telah ada jauh sebelum era modern. The New Indian Express


Apa yang Inskripsi Ini Ungkapkan Tentang Struktur Politik dan Sosial Masa Itu

Penemuan ini juga menyiratkan bahwa festival seperti Bonalu dipandang penting tidak sekadar sebagai ritual keagamaan pribadi, tetapi sebagai bagian dari struktur sosial yang diakui secara administratif. Pembebasan pajak dan pemberian lahan surat tanah untuk mendukung perayaan menunjukkan bahwa pemerintah masa itu memahami nilai festival dalam konteks:

  • kohesi sosial
  • stabilitas ekonomi
  • hubungan antara rakyat dan pemimpin

Ini menunjukkan bahwa pemerintahan Sri Krishnadevaraya tidak hanya fokus pada dominasi militer atau perluasan wilayah, tetapi juga pada pemeliharaan tradisi dan kesejahteraan budaya rakyat — sebuah pendekatan yang sejatinya jarang dibahas secara luas dalam sejarah umum tentang kerajaan di India Selatan. The New Indian Express


Bonalu dan Kontinuitas Budaya

Aspek paling mengejutkan dari temuan ini adalah bagaimana tradisi Bonalu telah bertahan sepanjang tiga setengah abad lebih, melewati perubahan politik, perubahan kekuasaan, hingga masa modern. Festival ini dikenal sebagai perayaan rakyat yang diwariskan turun-temurun, dan inskripsi abad ke-16 itu mempertegas bahwa tradisi ini memang bukan fenomena baru, melainkan bagian dari identitas budaya yang mendalam. The New Indian Express

Hingga kini, Bonalu tetap diperingati sebagai festival besar di Telangana, dengan persembahan tradisional kepada Dewi Mahakali, prosesi ghatam, tarian Pothuraju, dan ritual lain yang telah menjadi ciri khasnya. Ini menunjukkan kekuatan tradisi lisan dan praktik hidup dalam mempertahankan ingatan kolektif masyarakat jauh lebih lama daripada tulisan sejarah yang pernah kita miliki sebelumnya. Wikipedia


Mengapa Penemuan Ini Relevan Hari Ini

Ada beberapa alasan kuat mengapa temuan ini penting secara sejarah dan budaya:

Memperbaiki Catatan Sejarah Regional

Sejarah festival di India sering kali ditulis berdasarkan narasi lisan, folklore, dan catatan kolonis yang terkadang tidak lengkap atau bias. Dengan adanya inskripsi tertulis dari 1516, para sejarawan kini memiliki referensi konkret yang bisa dipertanggungjawabkan dalam menelusuri asal usul Bonalu jauh lebih awal dari yang pernah disangka. The New Indian Express

Menunjukkan Kompleksitas Tradisi Lokal

Temuan ini mengungkap bahwa tradisi lokal di India Selatan sudah terstruktur, diakui, dan disokong administrasi kerajaan jauh lebih awal dari yang diperkirakan. Hal ini menantang pandangan sejarah populer yang sering menempatkan festival semacam ini sebagai fenomena terisolasi atau baru berkembang pada era modern. The New Indian Express

Menjelaskan Peran Pemerintahan Dalam Menjaga Budaya

Pencantuman festival beserta pembebasan pajak dan hibah lahan menunjukkan bahwa pemerintahan abad ke-16 memahami peran penting ritual budaya dalam menjaga kestabilan sosial, sesuatu yang sering kita remehkan ketika melihat sejarah dari sudut pandang teknologi atau militer semata. The New Indian Express

Menyatukan Tradisi Lisan dan Sejarah Tulisan

Sering kali, tradisi lisan budaya di India dianggap kurang valid dibanding sejarah tertulis. Temuan ini menunjukkan bahwa sejarah lisan dan tulisan dapat melengkapi satu sama lain, memberikan gambaran yang lebih utuh tentang masa lalu. The New Indian Express


Tantangan dan Pelestarian

Dengan bukti baru yang mengubah timeline sejarah Bonalu, muncul pertanyaan penting tentang pelestarian artefak sejarah seperti inskripsi ini. Saat ini, prasasti tersebut disimpan di State Archaeology Museum di Hyderabad. Diskusi kini mengarah pada kemungkinan untuk menempatkannya di lokasi yang lebih strategis, seperti Ujjaini Mahankali Temple di Secunderabad, agar lebih banyak masyarakat umum dapat mengaksesnya dan memahami nilai sejarahnya. The New Indian Express

Upaya pelestarian seperti ini bukan hanya menjaga artefak fisik, tetapi juga mempertahankan koneksi generasi modern dengan akar budaya mereka sendiri. Ini penting mengingat bagaimana narasi sejarah seringkali dibentuk oleh catatan kolonial atau interpretasi asing. Menempatkan artefak ini di ruang publik dapat membantu generasi muda melihat dan memahami fakta sejarah langsung dari sumbernya.


Kesimpulan: Bonalu Lebih Tua dan Lebih Dalam dari yang Kita Kira

Penemuan inskripsi abad ke-16 yang mencantumkan Bonalu dan ritual terkait mengubah banyak hal dalam cara kita melihat sejarah budaya di Telangana. Ini bukan sekadar revisi tanggal, tetapi pengakuan bahwa tradisi rakyat memiliki akar sejarah yang kuat, berusia berabad-abad, dan dipengaruhi oleh dinamik kekuasaan serta kebijakan administratif kerajaan masa lalu. The New Indian Express

Lebih dari itu, temuan ini memperlihatkan bahwa identitas budaya bukan sekadar legenda, tetapi bagian dari pengalaman historis yang telah ditulis, ditempatkan, dan dipelihara oleh generasi sebelumnya. Dalam dunia di mana narasi sejarah sering diperebutkan, temuan seperti ini memberi kita kesempatan untuk menggabungkan tradisi lisan dengan bukti tertulis, menciptakan narasi sejarah yang lebih lengkap dan akurat.

Bonalu bukan sekadar festival. Ia adalah jendela ke masa lalu yang menunjukkan bagaimana masyarakat regional menjaga tradisi melalui abad-abad perubahan, dari era kerajaan besar seperti Vijayanagara hingga India modern hari ini. Dan kini, berkat sebuah prasasti yang muncul kembali, kita memiliki bukti bahwa akar festival ini jauh lebih dalam dan lebih tua daripada yang pernah kita bayangkan. The New Indian Express